Tidak tercatat tahun berapa andong di boja mulai beroperasi, tetapi menurut cerita orang yang telah lanjut usia bahwa andong atau lebih popular dengan sebutan dokar di boja sudah ada sejak tahun 1950.
Pertanyaan yang muncul adalah sanggupkah bertahan keberadaan andong di kota Boja?
Nama dokar telah melekat di hati warga Boja karena berfungsi sebagai angkutan masyarakat yang sangat murah, sekitar tahun 1974 tarif andong adalah Cuma Rp.5,- maka waktu itu ada istilah mangpi alias limang rupiah.Tahun 1976 tarif sekitar Rp.10,-
Dan saat ini atau tepatnya tahun 2010 tarif dengan jarak tempuh dari Bebengan sampai turunan pertigaan Jamban penumpang hanya membayar Rp.1500. Saya belum pernah menanya berapa
tetapi saat ini para pedagang di pasar Boja telah banyak beralih dari dokar ke angkutan lain, seperti mobil umum atau becak mesin, kemudian para pedagang telah menempatkan daganganya secara permanen di kios mereka.
Dulu pasar Boja hanya ramai bila hari Kamis dan hari Minggu, hari yang lain untuk berdagang di pasar Limbangan atau pasar ngareanak, sehingga pedangan selalu membawa dagangan secara berpindah- pindah, hal ini yang menguntungkan para kusir dokar.
Jaman telah berobah, kemajuan teknologi telah menggeser transportasi tradisionak tradisional seperti dokar.Yah nasiblahhhh Pak Kusir.
Dan saat ini atau tepatnya tahun 2010 tarif dengan jarak tempuh dari Bebengan sampai turunan pertigaan Jamban penumpang hanya membayar Rp.1500. Saya belum pernah menanya berapa
tetapi saat ini para pedagang di pasar Boja telah banyak beralih dari dokar ke angkutan lain, seperti mobil umum atau becak mesin, kemudian para pedagang telah menempatkan daganganya secara permanen di kios mereka.
Dulu pasar Boja hanya ramai bila hari Kamis dan hari Minggu, hari yang lain untuk berdagang di pasar Limbangan atau pasar ngareanak, sehingga pedangan selalu membawa dagangan secara berpindah- pindah, hal ini yang menguntungkan para kusir dokar.
Jaman telah berobah, kemajuan teknologi telah menggeser transportasi tradisionak tradisional seperti dokar.Yah nasiblahhhh Pak Kusir.
Komentar :
Post a Comment